Jakarta, Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Jakarta, menjadi saksi momen bersejarah pada 11 April 2025. Dalam konser bertajuk Bimba 2025: Kerukunan Indonesia, Selamanya Bersaudara – Berbagi Rasa Bersama Arsha, Arsha Composer merayakan satu dekade perjalanan musiknya melalui sajian megah yang memadukan harmoni, emosi, dan semangat kebangsaan.
Menghadirkan lebih dari 23 lagu dalam durasi 2,5 jam, Arsha menggandeng sederet musisi lintas generasi seperti Ulima Maria, Rimar Calista, Naufal Fawwaz, Barsena Bertandhi, Pinky Awahita, hingga Putri Ayu. Konser ini bukan sekadar pesta musik, melainkan perayaan nilai-nilai persatuan yang dikemas melalui lirik dan melodi yang menyentuh.
“Musik adalah bahasa universal yang menyatukan kita. Konser ini adalah ungkapan terima kasih saya kepada Indonesia yang penuh warna, dan kepada semua pihak yang percaya bahwa harmoni bisa lahir dari perbedaan,” ujar Arsha Composer kepada wartawan.
Salah satu momen menggetarkan hati hadir ketika puisi “Indonesia” karya Arsha dibacakan oleh Putri Lingkungan 2024, Sophie Kirana.
Disusul penampilan lagu-lagu cinta dan kebangsaan yang diramu dengan transisi narasi yang menyentuh, menciptakan suasana penuh makna bagi penonton yang memenuhi gedung berkapasitas lebih dari 400 orang itu.
Penyanyi Pinky Awahita, nominator AMI Awards 2024 lewat lagunya Air dan Teh, turut tampil membawakan lagu hitsnya Corat – Coret dan Ada, menyampaikan bahwa konser ini adalah pengingat akan pentingnya saling menerima. “Kita boleh beda, tapi Indonesia tetap rumah bersama. Lewat lagu ini, Aku ingin mengajak semua untuk merangkul keberagaman,” ungkap Pinky.
Tak ketinggalan, Ongky Muntazar, 1St Winner Kontes Swara Bintang MNCTV yang menyanyikan Khianat Terbesar mengaku terhormat bisa menjadi bagian dari konser ini. “Arsha mampu menciptakan ruang yang tidak hanya inklusif secara musik, tapi juga secara makna. Kita tidak hanya bernyanyi, tapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya kebersamaan,” ujarnya.
Selain hadir pula Medley Broken Heart Song, yang dinyanyikan dengan begitu sangat terpadu. Disamping lagu Selamat Pagi Hujan yang begitu indah dan penuh makna.
Selain musisi senior, Bimba 2025 yang juga menandai Satu Dekade Arsha Composer, ini, turut memberi panggung untuk generasi muda seperti Darlene Elsa, Jovanka Pakpahan, Milka Khendita, Sheena n Sky, Claira Monny, hingga talenta cilik Kaira, Nadhira Rafa, dan Carrisa Ylona.
Dan Soundkestra yang begitu apik menyuguhkan keseluruhan arransemen musikalnya, yang tentunya tak lepas dari arahan Arsha Composer menjadikan gelaran musikal kolaborasi lintas usia ini layak untuk dinikmati.
Lewat tema besar yang sarat makna Beda itu Indonesia, jelas menggambarkan wajah Indonesia yang dinamis dan harmonis, sebuah pesan yang dibawakan lewat suguhan empat vokalis cilik berbakat, Sekawan, yang juga segera akan merilis singlenya itu.
Konser ini menjadi semakin lengkap dengan hadirnya DR Kris Wijoyo Soepandji, Lektor Bidang Hukum Universitas Indonesia, yang senantiasa mensupport Arsha Composer, yang menyatakan kekagumannya terhadap penyelenggaraan Bimba 2025. Ia menilai acara ini sebagai wujud nyata dari diplomasi budaya yang mampu memperkuat nilai-nilai toleransi dan persatuan.
Penutup konser menjadi titik emosional saat Arsha menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kedua orangtuanya. “Sepuluh tahun ini penuh jatuh bangun, dan saya tidak akan berdiri di sini tanpa cinta dan restu dari Ayah dan Ibu,” ucapnya dengan suara bergetar.
Bimba 2025 menegaskan bahwa musik lebih dari sekadar hiburan—ia adalah alat pemersatu. Melalui nada dan kata, Arsha Composer dan para kolaboratornya berhasil menghadirkan sebuah konser yang bukan hanya merayakan perjalanan musikal, tetapi juga menggugah rasa cinta terhadap Indonesia dalam segala keberagamannya.
