Beritaberita-Indonesianews.comDaerah

Rangkaian Siraman Jelang Resepsi Pernikahan Vikcy Moneri Putri Bapak Nurhidayat

107
×

Rangkaian Siraman Jelang Resepsi Pernikahan Vikcy Moneri Putri Bapak Nurhidayat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KAB.BOGOR, Prosesi siraman secara simbolik bermakna agar pengantin memiliki tekad untuk berperilaku, bertindak, dan bertutur kata bersih dan baik selama menjadi suami-sitri. Tata cara siraman dimulai dengan menyiapkan air kembang setaman yang digunakan untuk menyiram mempelai wanita. Jumat (18/01/2925).

Biasanya, air yang digunakan berasal dari beberapa tempat yang berbeda. Selanjutnya, calon pengantin yang sudah mengenakan busana siraman akan dijemput kedua orangtuanya dari kamar. Calon pengantin dituntun hingga ke tempat siraman dengan diiringi sanak saudaranya. Setelah calon pengantin siap di tempatnya, acara akan diawali dengan doa bersama.

Adapun urutan orang yang menyiramkan air dimulai dari ayah pengantin, kemudian ibunya, lalu diikuti oleh orang-orang yang dituakan. Pihak terakhir yang menyiram biasanya adalah juru rias atau sesepuh yang telah disepakati. Usai prosesi siraman, calon pengantin akan dikeramasi dengan beberapa piranti atau ubarampe, yaitu landha merang, santen kanil, dan air asam.

Selain itu, calon pengantin juga diluluri tubuhnya dengan konyoh, lalu disiram air lagi hingga bersih. Prosesi ini ditutup dengan doa bersama. Selanjutnya, ditutup dengan penyiraman air kendi yang telah disiapkan kepada calon pengantin. Penentuan jam untuk pelaksanaan siraman sebelum prosesi pernikahan atau ijab kabul dilaksanakan. siraman dilakukan pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.

Dalam upacara siraman, mempelai akan sama-sama disiram atau diguyur air yang telah dicampur dengan beraneka ragam bunga. Dalam upacara siraman terdapat beberapa piranti atau ubarampe yang harus disiapkan. Masing-masing ubarampe siraman ini memiliki makna filosofis yang mendalam.
Beberapa ubarampe tersebut adalah air siraman atau banyu peritosari hingga bunga setaman. Adapun untuk kembang setaman biasanya berupa, mawar, melati, dan kenanga. Penggunaan kembang setaman ini dimaksudkan agar keluarga yang dibina senantiasa harum.

Bagi masyarakat Jawa, harum berarti diberkahi dan direstui, sehingga keluarga yang dibina akan dihindarkan dari ringtangan. Adapun bunga melati melambangkan ketulusan yang luar biasa.
Melati dimaknai senagai ‘rasa melas saka jero ati’, yang artinya kasih sayang dari dalam hati. Bunga kenanga dimaknai dengan kata ‘keneng-a’ atau gapailah, yang dimaknai sebagai harapan bagi calon pengantin agar bisa menggapai keluhuran budi para pendahulu.

Sementara itu, mawar dimaknai dengan kata “mawi-arsa”, yaitu memiliki kehendak atau niat. Pengantin harus memiliki ketulusan niat dalam membina rumah tangga. Selain beberap hal di atas, ubarampe juga meliputi gayung dari batok kelapa, kendi yang dipecahkan, hingga makanan yang disajikan. Gayung batok memiliki makna agar kedua mempelai memanfaatkan hasil alam secara bijaksana. Adapun kendi yang dipecahkan bermakna pengantin siap menikah dan membina rumah tangga dengan baik.

 

Reporter : (Asm)

Editor : Red

 

 

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *